Berkembangnya Ancaman Penyebaran Hoaks dari Sekelompok Buzzer di Media Sosial
Sabtu, 7 Juni 2025 09:38 WIB
Pentingnya literasi digital di era gempuran buzzer.
Memasuki era gempuran media sosial, penyebaran disinformasi dan misinformasi tidak lagi dapat terhindarkan. Pentingnya literasi digital dengan empat pilar utama yakni, digital skills, digital culture, digital ethics, dan digital safety. Namun, seiring bertambahnya jumlah pengguna media sosial, menurut laporan We Are Social Februari 2025 saat ini berada di angka 97.8% dari penduduk Indonesia yang berusia di atas 16 tahun, dengan waktu penggunaan rata-rata 3 jam 8 menit perhari. Menurut Goodstats berita viral menempati urutan ke-4 konten media sosial yang paling sering diakses warga Indonesia, dengan persentase 62% di tahun 2024.
Berdasarkan laporan pengguna dan aktivitas mayoritas pengguna media sosial di Indonesia, bukan tidak mungkin berkembangnya pelaku penyebaran disinformasi dan misinformasI. Munculnya jenis pekerjaan baru bernama “buzzer”, mulai menguasai media sosial dan menimbulkan keresahan bagi masyarakat. Harian Kompas (Kompas.id) melakukan investigasi pada April-Mei 2025 terkait fenomena “buzzer” di media sosial ini. Berdasarkan tiga (3) artikel berjudul; Perangkat Teknologi yang Dipakai “Buzzer” Dijual Bebas (02/05/2025), “Buzzer” Mengepung Warga (01/06/2025), dan Jual Beli Akun Media Sosial Suburkan Industri "Buzzer" (03/0/2025), berikut beberapa informasi yang dapat disimpulkan.
Buzzer memang bekerja untuk membuat konten hoaks dengan mengubah atau membelokan narasi di media sosial. Faktanya, buzzer tidak hanya digunakan oleh instansi atau pejabat publik, tetapi juga oleh agensi digital marketing dengan tujuan menyerang pesaing bisnis dan meningkatkan penjualan. Namun, untuk mengetahui siapa sosok utama pengguna jasa Buzzer sangat sulit dilakukan, karena hubungan transaksionalnya sangat berliku terutama pada isu sensitif. Buzzer menggunakan dua platform utama yakni, Social Media Marketing Panel (SMM Panel) dan Perangkat Phone Framing. SMM Panel digunakan untuk menambah engagement sedangkan Phone Framing atau ternak ponsel memungkinkan satu operator memiliki ribuan akun media sosial.
Untuk melancarkan aksi buzzer, terdapat praktik jual beli akun media sosial yang sangat menguntungkan namun membahayakan. Akun x dengan 282 pengikut dijual dengan harga Rp 50.000, sedangkan akun Instagram dengan pengikut organik 1.000 dihargai Rp 2 juta. Harga yang ditawarkan rupanya berpengaruh pada engagement yang didapat oleh pembeli akun, peternak buzzer dengan sukarela mengeluarkan uang lebih untuk akun dengan pengikut organik, sedangkan akun yang terindikasi bot mempunyai nilai jual yang rendah.
Berdasarkan investigasi yang dilakukan oleh Harian Kompas, kita dapat menarik garis, bahwa pentingnya penggunaan media sosial yang dibarengi dengan literasi digital. Masyarakat tidak hanya harus pandai dalam mengoperasikan media sosial, tetapi juga pandai memilah, mengevaluasi informasi yang ditemukan. Tidak jarang, pengguna media sosial merasa tertipu ketika berbelanja di e-commerce karena ulasan yang baik. Tetapi, hal tersebut ternyata merupakan ulah buzzer.
Dari tiga kelompok besar pengguna ruang siber, kelompok ketiga merupakan sasaran empuk bagi buzzer. Mereka yang hanya menerima informasi satu arah, tanpa berusaha membandingkan dari sumber lain, dapat mendukung buzzer dalam mengedarkan informasi palsu. Laporan databoks 2023 menyebutkan media sosial menjadi sumber informasi utama masyarakat Indonesia, sedangkan televisi menempati posisi ke-2 dan situs pemerintah di urutan ke-5. Hasil survei tersebut semakin menguatkan kekuatan buzzer dalam menyebarkan informasi palsu. Pemerintah sudah seharusnya mengatur regulasi penggunaan buzzer, beserta kedua platform pendukungnya SMM PANEL dan Phone Framing.
*) Artikel ini adalah tugas dari mata kuliah Komunikasi Digital, program studi Produksi Media Politeknik Tempo. Dengan dosen pengampu Ibu Rachma Tri Widuri, S.Sos., M.Si.

Penulis Indonesiana
2 Pengikut

Radio Masih Eksis di Era Serba Digital
7 jam lalu
Berkembangnya Ancaman Penyebaran Hoaks dari Sekelompok Buzzer di Media Sosial
Sabtu, 7 Juni 2025 09:38 WIBBaca Juga
Artikel Terpopuler